Beranda | Artikel
Tafsir al-Fatihah (1): Tentang Bismillahirrohmanirrohim - Syaikh Utsman al-Khamis #NasehatUlama
Senin, 29 Agustus 2022

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Surah al-Fatihah.

Al-Fatihah merupakan surah yang paling agung dalam kitab Allah Tabāraka wa Ta’ālā.

Inilah surah yang Allah Tabāraka wa Ta’ālā wajibkan
untuk dibaca dalam salat,
sehingga tidak ada salat kecuali dengan membaca Ummul Kitab (al-Fatihah).

Surah yang diberkahi ini diturunkan di Makkah.
Ada yang mengatakan bahwa ia diturunkan di Madinah untuk kedua kalinya.

Bagaimanapun itu, surah ini adalah surah Makkiyah.
Permulaannya adalah firman Allah Tabāraka wa Ta’ālā:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini diperselisihkan,
apakah ia termasuk bagian dari al-Fatihah
atau ayat tersendiri yang terletak di permulaannya,
seperti halnya surah-surah yang lain,
kecuali surah Barāʾah (at-Taubah).

Yang lebih tepat—dan Ilmu hanya milik Allah Tabāraka wa Ta’ālā—
bahwa masalah ini tergantung qiraahnya.

Pada sebagian qiraah, ayat ini adalah bagian darinya,
seperti qiraah penduduk Kufah dan selainnya.

Menurut qiraah penduduk Madinah, ini adalah ayat terpisah
atau bukan bagian darinya.

Jadi, الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ (Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam) adalah ayat pertama.

Meskipun demikian, para ulama sepakat
bahwa al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat.

====

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

سُورَةُ الْفَاتِحَةِ

هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي كِتَابِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

وَهِيَ الَّتِي أَوْجَبَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

قِرَاءَتَهَا فِي الصَّلَاةِ

فَلَا صَلَاةَ إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ

وَهَذِهِ السُّورَةُ الْمُبَارَكَةُ نَزَلَتْ فِي مَكَّةَ

وَقِيلَ إِنَّهَا أَيْضًا نَزَلَتْ فِي الْمَدِينَةِ مَرَّةً ثَانِيَةً

وَعَلَى كُلِّ حَالٍ السُّورَةُ مَكِّيَّةٌ

اِبْتِدَاؤُهَا بِقَوْلِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَاخْتُلِفَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ

هَلْ هِيَ آيَةٌ مِنَ الْفَاتِحَةِ

أَوْ آيَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ فِي بِدَايَتِهَا

كَمَا هُوَ الْحَالُ فِي بَاقِي السُّوَرِ

عَدَا سُورَةِ بَرَاءَةٍ

وَالظَّاهِرُ وَالْعِلْمُ عِنْدَ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

أَنَّ هَذَا بِاخْتِلَافِ الْقِرَاءَاتِ

فَفِي بَعْضِ الْقِرَاءَاتِ أَنَّهَا مِنْهَا

كَقِرَاءَةِ أَهْلِ الْكُوفَةِ وَغَيْرِهِمْ

وَفِي قِرَاءَةِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ أَنَّهَا آيَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ

أَوْ أَنَّهَا لَيْسَتْ مِنْهَا

وَإِنَّمَا الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ هِيَ الْآيَةُ الْأُولَى

وَعَلَى كُلِّ حَالٍ أَجْمَعَ أَهْلُ الْعِلْمِ

عَلَى أَنَّهَا سَبْعُ آيَاتٍ


Artikel asli: https://nasehat.net/tafsir-al-fatihah-1-tentang-bismillahirrohmanirrohim-syaikh-utsman-al-khamis-nasehatulama/